Gouw Peng Liang's Lo Fen Koei text (1903) as a cultural practice of the Chinese peranakan community: A new historicism study

Lo Fen Koei text (1903) by Gouw Peng Liang has been neglected in the history of Indonesian literature due to numerous discourses on power and social, political, ideological issues that flourished at time. The objective this study is discover about text's active response other exist outside its existence. addressed are (1) historical context author's stance, (2) meaning Koei's text, (3) texts discourse around text. uses a New Historicism persfective. Loe as material object cultural practices formal objects study. data include contents ideas (1903), social setting which situated, non-literary present same time, diverse information related topic. Data interpretation techniques were used prove paratext corresponding following procedures presented studies such reading linking or presence with situation developed results paper reveal relevance within Chinese society responding prevalent discourses. Meanwhile, vision Tiong Hua Hwee Kuan (THHK) organization, recinanization movement Khong Hucu, opposing colonial policies evidence practice. This was proponent nationalism restoration noble teachings. Through concepts liberalism westernization, work also practice colonialism time.Keywords: Koei, Historicism, community.Teks karya sebagai praktik kebudayaan masyarakat peranakan Tionghoa: Kajian HistoricismTeks merupakan teks yang tersingkirkan dalam sejarah kesastraan Indonesia karena berbagai wacana kuasa dan kekuatan sosial, politik, ideologi pada masanya. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui respon aktif tersebut terhadap di luar keberadaannya. Masalah dibahas latar historis posisi pengarang, makna para melingkupi (1903). mengunakan prespektif Historicism. Objek kajiannya objek formal. penelitian isi gagasan situasi sosial ketika hadir, nonsastra hadir sezaman, informasi sesuai dengan topik. Teknik interpretasi dilakukan mengikuti prosedur dikenalkan kajian seperti pembacaan teks, merelasikan atau kehadiran berkembang masa itu hingga membukti parateks Hasil menunjukkan bahwa memiliki relevansi msayarakat Tionghoa merespon hadir. Sementara itu, bukti kebudayaaan visi misi organisasi kultural (THHK), gerakan recinanisasi resistensi atas kebijakan kolonial. Teks komentator mendukung nasionalisme kembali ajaran luluhur. juga menjadi melawan kolonialisme melalui liberalisme pembaratan era kolonial.Kata kunci: Indonesia.